Untuk memperoleh keuntungan dalam berbisnis diperlukan perhitungan yang matang dan benar. Depresiasi adalah salah satu hal yang dipelajari dalam ilmu akuntansi yang dapat digunakan dalam perhitungan bisnis.
Dalam mempelajari depresiasi ini, Anda akan dikenalkan dengan metode, jenis, bagai mana cara menghitungnya, dan lain sebagainya. Berikut uraian singkat yang bisa Anda baca untuk memahami apa itu depresiasi.
Faktor Pengaruh Depresiasi
Sebelum memilih metode mana yang ingin digunakan untuk menghitung nilai depresiasi, terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan.
Beberapa faktor tersebut antara lain:
1. Nilai Perolehan (Acquisition Cost)
Nilai perolehan atau harga pembelian menjadi faktor terpenting dalam penghitungan nilai depresiasi. Hal ini karena nilai perolehan menjadi dasar untuk bisa menghitung nilai depresiasi suatu aset dalam periode akuntansi tertentu.
2. Nilai Residu (Salvage Value)
Yang disebut dengan nilai residu ialah nilai yang didapatkan jika aset tersebut dijual ketika umur ekonomisnya telah selesai. Nilai residu suatu aset bisa bernilai 0 atau bahkan negatif jika perusahaan memerlukan biaya pengeluaran untuk menjualnya, misalnya limbah.
3. Usia Ekonomi Aset (Economical Life Time)
Terdapat dua jenis usia yang dikenal dalam usia ekonomis, yakni usia fisik dan usia fungsional. Usia fisik merupakan usia yang ada hubungannya dengan kondisi fisik suatu aset. Sedangkan usia fungsional merupakan usia yang berhubungan dengan kontribusi aset selama digunakan.
Metode dan Cara Menghitung Depresiasi
Untuk menghitung besarnya depresiasi digunakan beberapa metode. Hal itu dilakukan agar perhitungan lebih tepat sehingga bisnis dapat berjalan lancar.
Adapun beberapa macam metode dan cara menghitung depresiasi antara lain:
1. Metode Garis Lurus
Metode perhitungan garis lurus ini banyak dilakukan oleh pengusaha. Kekurangan dari metode menghitung depresiasi ini adalah dianggap kurang valid karena metode garis lurus hanya menggunakan catatan aset yang sama setiap tahun dan periodenya.
Adapun rumus menghitung depresiasi dengan metode garis lurus adalah:
Nilai Depresiasi = (Nilai Perolehan – Nilai Residu) : Usia Ekonomis
2. Metode Aktivitas
Penggunaan metode aktivitas untuk menghitung nilai depresiasi mengacu pada penggunaan nilai usia pada aset yang digunakan.
Rumus perhitungan depresiasi dengan metode aktivitas yakni:
(Nilai Perolehan – Nilai Residu) x Perkiraan Masa Pakai : Usia Produktif
3. Metode Beban Menurun
Metode beban menurun yang digunakan untuk menghitung depresiasi adalah mengacu pada jumlah pendapatan per tahun dan juga saldo menurun. Umumnya, beban penyusutan yang muncul lebih kecil daripada periode sesudahnya serta lebih besar daripada periode waktu awal.
4. Metode Depresiasi Khusus
Untuk mencari tahu manfaat dari penurunan nilai aset maka digunakanlah metode penghitungan depresiasi khusus. Tipe yang bisa dipilih dalam menggunakan metode penghitungan ini adalah akuntan atau perusahaan.
Tipe perusahaan menggunakan metode kelompok, yakni menghitung aset tiap kelompok menggunakan fungsi yang mirip. Sedangkan untuk tipe akuntan menggunakan metode campuran, yakni menyesuaikannya dengan kemampuan dan keinginan akuntan supaya lebih fleksibel.
5. Metode Skema Unit Produksi
Metode skema unit produksi ini merupakan yang paling rinci. Metode ini mewajibkan penghitungan aset memakai satuan waktu dan berat, yakni jam dan kilogram.
Untuk menghitung depresiasi menggunakan metode ini digunakan rumus:
Depresiasi = (Nilai Perolehan – Nilai Residu) x (Pemakaian Aset : Perkiraan Usia)
6. Metode Saldo Menurun Ganda
Metode penghitungan depresiasi yang terakhir adalah saldo menurun ganda. Metode ini terdiri dari residu dan digunakan pada periode awal.
Metode ini bisa digunakan dengan rumus:
Nilai Depresiasi = (Nilai Perolehan : Usia Ekonomis) x 2
Contoh Depresiasi
Setelah mengetahui beberapa metode yang digunakan dalam menghitung depresiasi, Anda akan lebih mudah memahaminya jika disertai dengan contoh.
Berikut contoh penghitungan depresiasi dengan metode garis lurus:
Tertanggal 1 Januari 2020, PT Maju Bersama membeli sebuah truk untuk operasional dengan harga Rp500.000.000,00. Diperkirakan truk tersebut akan mempunyai masa pemakaian selama 5 tahun. Nilai residu dari aset tersebut adalah Rp150.000.000,00. Berapa biaya depresiasi truk tersebut?
Jawab:
Nilai perolehan: Rp500.000.000,00
Usia ekonomis: 5 tahun
Nilai residu : Rp150.000.000,00
Nilai depresiasi= (Nilai Perolehan – Nilai Residu) : Usia Ekonomis
= (Rp500.000.000,00 – Rp150.000.000,00) : 5
= Rp350.000.000,00 : 5
= Rp70.000.000,00 per tahun
Jadi nilai residu yang harus dikeluarkan dalam satu tahun adalah Rp70.000.000,00.
Contoh soal di atas jika dihitung dengan metode saldo menurun ganda bisa dilakukan jika penggunaan truk tersebut diperkirakan tidak memiliki nilai residu di akhir masa pemakaiannya.
Jika dihitung dengan metode saldo menurun ganda menjadi:
Nilai depresiasi= (Nilai Perolehan : Usia Ekonomis) x 2
= (Rp500.000.000,00 : 5) x 2
= Rp100.000.000,00 x 2
= Rp200.000.000,00 untuk akhir tahun pertama
Untuk akhir tahun berikutnya dihitung dengan nilai perolehan berupa nilai perolehan dikurangi nilai depresiasi akhir tahun sebelumnya.
Meskipun menggunakan metode yang berbeda, di akhir usia ekonomis perolehan nilai depresiasi adalah sama. Untuk itu, beberapa perusahaan menggunakan metode penghitungan yang berbeda-beda.
Posting Komentar untuk "Pengertian Depresiasi, Faktor Pengaruh, Cara Menghitung, dan Contohnya"