Muatan barang tambang dapat diangkut dengan menggunakan jalur transportasi darat dan laut. Dalam pengangkutan jalur laut dapat menggunakan kapal tongkang sehingga pengangkutan muatan dapat dimaksimalkan lebih banyak. Pengoperasian tongkang ini membutuhkan adanya bantuan kapal tug boat atau tunda sebagai sebagai penarik tongkang dalam pelayaran.
Tenaga dari kapal tunda ini haruslah kuat sehingga mampu memberikan gaya dorong secara maksimal. Berikut akan dijelaskan mengenai jenis-jenis kapal tongkang dan ketentuan penggunaan kapal tunda untuk mengoperasikan tongkang kami jelaskan di bawah ini.
Jenis-Jenis Tongkang
Teknologi perkapalan yang semakin maju membuat saat ini banyak bermunculan jenis kapal tongkang, yaitu seperti berikut:
1. Barrack barge atau rumah kapal
Yaitu sesuai dengan namanya jenis tongkang ini kebanyakan digunakan sebagai tempat tinggal. Kita dapat menemukan barrack barge ini di tempat-tempat seperti Kamboja, India Utara (Kashmir), Laos Australia, dan Kanada.
2. Dry Bulk Cargo Barge
Yaitu jenis kapal tongkang yang digunakan untuk mengangkut barang curah kering, yang dapat dipindahkan secara langsung melalui sistem bongkar muat tongkang. Misalnya, biji-bijian, makanan, pasir, mineral seperti baja, batubara.
3. Liquid Cargo Barge
Berbeda dengan jenis tongkang dry bulk cargo barge, tongkang liquid cargo ini sangat berguna untuk mengangkut petrokimia dan pupuk cair, dan bahan kimia cair industri penting lainnya.
4. Car-float Barge
Yaitu jenis tongkang laut yang digunakan untuk membawa kereta rel atau kereta rel portabel yang diangkut dari satu lokasi ke lokasi lain. Negara yang saat ini masih menggunakan car-float barge bisa ditemukan di beberapa negara bagian Amerika Serikat.
5. Split Hopper Barge
Yaitu jenis kapal tongkang yang digunakan untuk membawa material kerukan. Tongkang ini dilengkapi dengan alat bongkar muat yang tepat.
Beberapa material yang biasanya dimuat oleh kapal ini adalah tanah, pasir, dan material kerukan lainnya yang bertujuan untuk konstruksi kelauatan.
Tongkang ini ada yang berupa tipe selfpropelled yang dilengkapi dengan motor hidrolik dan unit silinder untuk membelah lambung sehingga bongkar muat bahan konstruksi dapat dilakukan dengan baik dan efisien.
6. Power barge
Yaitu jenis kapal tongkang yang digunakan untuk memindahkan pembangkit listrik, dimana pembangkit listrik dipasang di dek tongkang dan ditarik oleh kapal tunda. Pertama kali tongkang ini digunakan pada saat Perang Dunia II sebagai sumber daya pembangkit listrik berskala besar.
Hubungan Kapal Tunda dan Kapal Tongkang
Tug Boat atau kapal tunda merupakan kapal yang digunakan untuk menarik atau mendorong tongkang atau jenis kapal lainnya dengan daya mesin yang cukup besar. Karena kapal tunda tersebut harus menarik atau mendorong tongkang yang memiliki hambatan yang cukup besar, maka tenaga kapal tunda juga haruslah besar. Kapal tunda harus memiliki operasional bahan bakar dan minyak pelumas yang minimal untuk sekali melakukan trip pengantaran muatan kargo.
Zaman dahulu kapal tunda menggunakan mesin uap, namun untuk saat ini digunakan mesin diesel. Mesin yang digunakan pada umumnya sama dengan mesin kereta api, akan tetapi mesin diesel kapal tunda menggerakkan baling-baling.
Meksipun ukuran kapal tunda tidaklah besar, namun tenaga yang dihasilkan memang sangat besar. Kapal tunda minimal harus memiliki dua mesin induk sebagai sistem keselamatannya. Kekuatan dari mesin induk yang digunakan berkisar 750 sampai 3000 tenaga kuda (500 s.d. 2.000 kW), tetapi kapal yang lebih besar (digunakan di laut lepas) dapat berkekuatan sampai 25.000 tenaga kuda (20.000 kW).
Kapal tunda memiliki kemampuan manuver yang tinggi, dimana hal ini tergantung dari unit penggeraknya. Adapun unit penggerak dari kapal tunda dapat dibedakan menjadi:
- Penggerak konvensional, yaitu dimana baling-balingnya diletakan di belakang. Jenis penggerak ini cukup efisien untuk menarik kapal dari pelabuhan ke pelabuhan lainnya.
- Penggerak Schottel propulsion system (azimuth thruster/ Z propeller), yaitu dimana baling-baling diletakkan di bawah kapal yang dapat bergerak 360 derajat.
- Penggerak sistem propulsi Voith-Schneider, yaitu baling-balingnya menggunakan semacam pisau di bawah kapal yang dapat membuat kapal berputar 360 derajat.
Menurut posisinya, kapal tunda dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
- Towing Tug Boat (Kapal Tunda Tarik)
- Pushing Tug Boat (Kapal Tunda Dorong)
- Side Tug Boat (Kapal Tunda Tempel)
Ketentuan Penggunaan Jasa Kapal Tunda
Pengoperasian tongkang dan kapal tunda yang masuk dalam jenis kapal besar tentu harus memenuhi standar dan peraturan yang berlaku. Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. 24 Tahun 2002 BAB IV tentang Penyelenggaraan Pemanduan, dijelaskan bahwa ketentuan penggunaan kapal tunda untuk membantu olah gerak kapal tongkang atau angkutan laut lainnya adalah sebagai berikut:
- Untuk kapal yang memiliki panjang 70 meter sampai dengan 100 meter, maka dibutuhkan 1 (satu) unit kapal tunda dengan daya minimal 800 HP.
- Untuk kapal yang memiliki panjang di atas 100 meter sampai dengan 150 meter, maka dibutuhkan 2 (dua) unit kapal tunda dengan jumlah daya minimal 1600 HP.
- Untuk kapal yang memiliki panjang di atas 150 meter sampai dengan 200 meter, maka dibutuhkan 2 (dua) unit kapal tunda dengan jumlah daya minimal 3400 HP.
- Untuk kapal yang memiliki panjang di atas 200 meter sampai dengan 300 meter, maka dibutuhkan (dua) unit kapal tunda dengan jumlah daya minimal 5000 HP.
- Untuk kapal yang memiliki panjang di atas 300 meter, maka dibutuhkan minimal 3 (tiga) unit kapal tunda dengan jumlah daya minimal 10000 HP.
Tips Mengangkut Barang dengan Kapal Tongkang
Sebelum barang-barang dimuat ke dalam tongkang, ada beberapa tips yang sebaiknya diperhatikan agar muatan barang dapat sampai ke tempat tujuan dengan aman, yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan Rute yang Akan Dilalui
Sebelum melakukan pelayaran, rute yang akan dilalui oleh kapal tongkang harus direncanakan dengan matang. Pentingnya perencanaan terhadap rute yang akan dilalui bertujuan untuk meminimalisir risiko perompakan maupun kondisi laut yang akan dilewati.
2. Pahami Risikonya
Dengan memahami risiko dari penggunaan kapal besar sebagai pengangkut barang seperti tongkang dan kapal tunda ini, diharapkan pengemudi dapat meminimalisir risiko tersebut atau bahkan menghilangkannya. Di antara risiko yang cukup sering dialami oleh tongkang dan kapal tunda adalah sebagai berikut.
- Mengalami tabrakan dengan kapal lain disebabkan adanya kelalaian, alat bantu navigasi yang rusak, penanda yang kurang memadai, dan pengawasan navigasi yang kurang baik.
- Kurangnya daya pada kapal tunda sehingga menyebabkan kapal hilang kendali.
- Kandas atau karam yang disebabkan tali penarik yang rusak, belum diperbaruinya peta navigasi, kurangnya tenaga pada kapal tunda, atau dikarenakan mesin kapal mengalami kerusakan.
- Perampokan dan pembajakan. Penyebab terjadinya hal tersebut biasanya dikarenakan pencegahan keamanan yang kurang memadai atau kurang matangnya perencanaan pelayaran.
- Kebakaran kapal yang biasanya disebabkan kapal tidak dirawat dengan baik, awak kapal yang lalai, kurang memadainya alat pemadam kebakaran, hingga kebiasaan buruk yang sering melewati garis aman
3. Sertifikasi serta Spesifikasi Kapal Tongkang dan Tunda
Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah kapal tongkang dan tunda yang berlayar harus sesuai dengan standar yang berlaku. Penyedia jasa harus memastikan usia, kapasitas, hingga daya yang dimiliki kapal, dan konfigurasi dereknya sudah sesuai dengan standar.
4. Survei Kelayakan Kapal berikut Perizinannya
Sebelum kapal diberangkatkan, perlu dilakukan survei kelayakan kapal dan perizinannya. Dengan begitu, semua yang berada di dalam kapal dapat berlayar dengan aman sesuai dengan rencana.
5. Pilih Awak Kapal yang Berpengalaman
Sudah seharusnya ketika mengoperasikan kapal pengangkut barang, maka awak kapal yang terlibat memang sudah paham betul dengan berbagai jenis kargo sehingga dapat mengatasi risiko buruk yang mungkin terjadi saat pelayaran.
Posting Komentar untuk "Apa itu Kapal Tongkang dan Kapal Tunda? Berikut Jenis dan Tips Pengoperasiannya"